BAGANSIAPIAPI, riaupower.com - ketua DPH LAM Riau Rokan Hilir, Jufrizan,SPi menjelaskan bahwa Melayu itu secara yuridis adalah lahir dan besar di bumi Melayu. Sedangkan secara historis para perantau yang menginjakkan kaki di bumi melayu dan besar di Melayu serta memiliki jabatan di bumi melayu. Bahkan menikah lagi dengan anak kemenakan melayu, wajar disebut orang Melayu.

"Sebenarnya Melayu itu bertutur kata yang halus,"ucapnya Jufrizan.

Oleh sebab itu, lanjutnya dia mengajak bersama sama membesarkan Warkah Melayu yang harus sama sama diperjuangkan.

"Kami kemaren mendesak DPRD Rohil agar mengesahkan perda penambahan tentang syarat menjadi seorang penghulu agar mendapat Warkah dari LAM dengan melaksanakan pelatihan yang sifatnya memperkenalkan budaya daerah kita ini,"ujarnya.

Dia menjelaskan meskinpun tiap daerah itu beda namun paling tidak resepsi pernikahan harus disamakan pelaksanaannya contohnya dalam pertunangan paling tidak Ado tepuk tepuk tawarnya .

"Kita akan tekankan di setiap kecamatan untuk membudayakan adat Melayu,"ucapnya Jufrizan.

Dia mengatakan ada 10 kecamatan akan berakhir kepengurusan LAM di Kecamatan yang akan dilaksanakan muscab untuk membentuk kepengurusan LAM kecamatan baru.

"Setelah pengukuhan ini akan kita laksanakan muscab di setiap kecamatan,"ujarnya. (andi)